Izin Mengemudi di Australia, Sesulit Apa Mendapatkannya?

8:33 PM

SIM di Indonesia, tidaklah susah mendapatkannya, kita pasti setuju itu.


Seorang teman, untuk mendapatkan SIM C motor, setelah mencoba ujian teori lebih dua kali dan selalu gagal, akhirnya menyerah. Dia pun takluk pada permainan para petugas: amplop. SIM C-nya pun berhasil dia bawa pulang hari itu.

Ini tidak masuk akal bagi saya, bagaimana mungkin seseorang bisa terus menerus gagal ujian teori yang pada dasarnya adalah ujian tentang pengetahuan kita akan peraturan lalu lintas. Sifatnya adalah hafalan + logika, sesuatu yang harusnya semua pemakai jalan sudah tahu. Sesuatu yang sudah diketahui secara umum. Begitu, kan? Tapi ternyata tidak begitu.

Saya sudah mendengar betapa sulitnya membuat SIM di negara ini untuk seorang Indonesia yang mendapatkan SIM tanpa harus terlalu berusaha. Itu sebabnya saya tidak terlalu berminat mendapatkan izin mengemudi di sini. Namun karena berulang kali harus menyetir dengan deg-degan hanya bermodal SIM Indonesia, Desember 2016 saya memantapkan hati membuat SIM di Australia.

Ujian berlangsung dalam dua tahap, teori dan praktik. Ujian praktik baru bisa diambil jika sudah lulus teori. Ujian teori ini computer-based dan tiap soal diberikan waktu terbatas. Untuk ujian teori saya memesan tempat lewat laman Service NSW. Saya bisa memilih waktu dan tempat yang sesuai. Karena kantor-kantor Service lain sudah fully booked, saya akhirnya pilih di Mascot yang jauh, 30 km saja dari tempat saya, karena kantor Service di sini besar dan komputernya banyak. Biaya ujian ini adalah $50.

Ujian teori
Ujian teori ada 40 soal. Dari mana saya tahu? Tentu saja dari bank soal di sini. Katanya soal-soal ini sudah ada dari zaman dulu kala dan ya, tidak pernah berubah. Jadi kalau sudah hafal, harusnya mudah saja buat lulus. Menjelang hari ujian saya tambah giat latihan soal supaya bisa jawab soal tanpa harus mikir lagi.

siap ujian
Hari itu hari kerja terakhir di tahun 2016. Karena sedang libur sekolah dan kerja, semua anggota keluarga ikut mengantar saya ujian teori. Setelah nomor saya dipanggil, ujian pun dimulai. Ada satu soal yang saya kurang yakin dan benar juga, jawaban saya salah. Untungnya soal ini tidak termasuk kategori wajib benar. Kalau soalnya adalah kategori harus benar, satu saja gagal, sudah pasti tidak lulus. Untungnya saya lulus walau ada satu jawaban yang salah.

Petugas yang mengurusi saya bernama Nigel (nama disamarkan) membujuk saya untuk segera booking ujian praktik. Mendingan sekarang katanya, walau saya bilang nanti di rumah saja lewat website-nya. Saya menurut padanya, 17 Januari 2017 ditetapkan sebagai harinya.

Kursus Mengemudi Kilat
Walau sudah bisa menyetir sejak di Indonesia, seperti yang saya ceritakan di posting terdahulu, keterampilan mengemudikan mobil termasuk manuver menyalip di tengah abang metromini B91 dan mikrolet M24 (halo pengguna angkot seputar Grogol-Batusari) adalah hal yang sia-sia dan tak guna. Itu sepertinya mungkin berguna untuk audisi jadi pembalap tapi untuk mendapatkan SIM nanti dulu. Yang diuji adalah pengetahuan tentang tatib berkendara dan bagaimana kamu mengaplikasikan pengetahuan itu di lapangan.
Mau tidak mau saya harus berguru pada orang yang sudah makan asam garam tatib lalin di NSW, yang hidup sehari-harinya di jalanan dan hafal dan fasih setiap peraturan seperti itu adalah bahasa ibunya. Siapakah dia? Instruktur mengemudi! Untungnya di sini menemukan instruktur mengemudi asal Indonesia tidak sulit. Johan salah satunya. Dia beken sangat di kalangan Indonesia Sydney. Konon dia sakti dan bisa menaklukkan garangnya para penguji dengan aji-ajian dan mantra-mantranya yang sakti mandraguna. Tanpa ragu saya segera menghubungi Johan.

Johan! Jadikan saya muridmu.
Bimbinglah saya.
Saya bersedia menurut dan mendengarkan setiap titahmu.
Siang itu, dalam cuaca seterik 35°C dari kantor saya bergegas menuju stasiun Wahroonga setelah pamit dengan teman-teman kantor yang memberikan dukungan agar saya tenang dan bisa lulus dengan gemilang. Tiba di Mascot agak kepagian dari waktu yang telah disepakati dengan Johan, saya sempat mengamankan sandwich dari sebuah minimarket di dalam perut.

Selama satu jam saya resmi menjadi murid master Johan. Sepanjang satu jam itu Johan terus berbicara, informasi mengalir begitu deras tiada henti. Kami mencoba setiap kemungkinan rute dan tes yang akan diberikan. Mobil Johan adalah mobil khusus untuk belajar mengemudi. Jadi sebentar-sebentar saya yang duduk di bangku pengemudi terkaget-kaget ketika Johan menginjak rem dari sisi penumpang. Rasanya aneh jika kita biasa yang pegang kendali tunggal tiba-tiba mendapat intervensi tak terduga. Johan mengoreksi belokan saya yang terlalu tajam.

Satu jam kemudian tuntas sudah saya menyerap ilmu dari Johan. Satu jam, saudara-saudari. Semua informasi dan ilmu dalam satu jam, apa mungkin terserap semua? Entahlah. Johan pun, seperti yang dikatakannya, tak yakin saya bisa lulus pada percobaan pertama. 

Ujian Penentuan
Kembali ke kantor Service NSW, Johan pun membantu saya dalam pendaftaran. Lalu ketika giliran saya dipanggil, alangkah surprise ketika mengetahui siapa yang menjadi penguji saya hari itu. Nigel! Masih ingat Nigel petugas yang saya ceritakan di atas? Bak mendapat undian lotre, saya pun segera menyapa Nigel dengan sok akrab. "Hai Nigel, masih inget gue gak? Yang daftar ujian sama elu pas hari terakhir kerja tahun kemarin?" Entah dia ingat atau tidak, atau atas dasar kemanusiaan, dia mengiyakan. "Ya, ya, saya ingat."
Kami pun berangkat. Dengan mobil Johan yang spesial. Mobil Jepang, mobil yang saya biasa kemudikan mobil Eropa. Yang tahu perbedaaan dari kedua jenis mobil ini pasti paham bahwa posisi tuas sein dan wiper adalah berkebalikan. Jadi, keliru mengaktifkan wiper pada saat ingin memberi sein adalah sebuah keniscayaan. Saya berdoa kencang supaya saya tidak lupa.  
Nigel sudah duduk tegak dan siap dengan clipboard. Sesekali dia memberikan arahan untuk belok ke mana. Oh Tuhan, rutenya berbeda sekali dengan latihan tadi. Totally different! Parahnya lagi, saya asing daerah Mascot. Jadi saya benar-benar pasrah untuk ujian praktik ini. Hanya Tuhan dan Nigel yang bisa meluluskan saya.
Di tengah suhu membara, saya sebentar-sebentar mendinginkan tangan kanan di ventilasi AC. "Panas banget ya, Nigel," celoteh saya. Ini sebenarnya adalah trik menenangkan diri. Saya ini bukan makhluk pengobrol, lho, jadi duga tingkat stres yang tinggi membuat saya jadi cerewet. Untung Nigel tidak sombong, membalas celotehan saya dan ini lumayan menaikkan kepercayaan diri saya.
Sekitar 30 menit kemudian, kami kembali ke kantor Service NSW. Johan sudah menanti. Mungkin takut saya kerja sama dengan Nigel membawa kabur mobilnya? Eh. 
Ini dia saat-saat penentuan. Hati saya berdebar-debar. Nigel datang mendekat. Ditunjukkannya skor saya. "Just passed. Congratulations." 

I'm outta words. This can't be true. I made several mistakes.
Lalu dia menjabarkan beberapa penilaian dan kritik membangun. "Kamu beberapa kali speeding, tapi kamu cepat koreksi. Itu bagus. Defensive driving-mu baik. Kamu ketolong di situ."

Setelah Nigel berlalu, Johan mencoba menghitung skor saya secara manual. Menurut hitungan Johan, nilai saya kurang sedikit untuk lulus, namun nampaknya Nigel membulatkannya ke atas sehingga luluslah saya hari itu. Di percobaan pertama.

Hari itu saya pulang ke Wahroonga dengan hati ringan karena telah mendapat surat izin mengemudi walau yang saya bawa ini masih sementara. Menurut petugas, SIM akan dikirim via pos dan akan saya terima dalam tempo kurang lebih 1-2 minggu. Legal sudah saya menurut hukum negara bagian New South Wales. 

Mungkin ini adalah sebuah keberuntungan atau saya memang lumayan cakap mengemudi? Entah, ya... 



You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images