Tentang Sekolah Dasar di Australia (I)

7:42 PM

Setelah setahun berlalu, rasanya saya sudah memiliki pengamatan yang lebih benderang tentang model pendidikan di Australia, tepatnya di negara bagian New South Wales.

Dua anak kami yang kecil, Kimi dan Chloe, bersekolah di SD negeri, sementara anak yang besar di sebuah SMP swasta milik yayasan adventis.

Ada beberapa perbedaan antara sistem pendidikan di Australia dengan Indonesia yang saya amati. Yang jelas ketara tentu adalah ketiadaan ulangan harian, ulangan umum, maupun PR setumpuk. Selain itu masa rehat sekitar dua minggu untuk setiap triwulan/term. Jadi dalam setahun ada empat kali libur pergantian triwulan dengan libur terpanjangnya di bulan Desember yang sekaligus adalah libur kenaikan kelas. Jam sekolah yang panjang sudah diterapkan sejak TK, yaitu 6 jam.

Mari bicara PR. Saat masih kelas dua, Chloe mendapat PR setiap hari Senin. PR itu harus dia kumpulkan setiap Jumat. PR-nya terdiri dari pelajaran inti, bahasa Inggris (mengarang, mengeja, tata bahasa) dan matematika. Tidak banyak isinya, tidak pernah lebih dari enam halaman bolak-balik, itu pun halaman utamanya adalah instruksi. Anak-anak diharapkan mengerjakan PR setiap hari maksimal 20 menit. Jadi, di Australia materi untuk PR itu tersendiri tidak berhubungan dengan apa yang sedang dikerjakan di sekolah. Sebagai orang yang pernah menjadi guru walau hanya satu tahun, saya benar-benar penasaran. Saya cukup sering memberikan PR matematika kepada murid-murid saya jika pekerjaan di sekolah tidak selesai.  Saya ingin tahu bagaimana guru bisa menyelesaikan beban pelajaran jika masing-masing anak memiliki kecepatan yang berbeda dalam mengerjakan tugas di sekolah?


Kelas 3 beda lagi. Kali ini guru Chloe memberikan PR setiap 2 minggu. Karena sudah kelas 3, PR-nya lebih bervariasi dan lebih menarik. Ada science di situ, ada juga social studies. Membuat poster dan membuat materi presentasi adalah dua hal yang Chloe suka.

Di Australia tampaknya penting sekali melatih kebiasaan berbicara di depan umum, bahkan Kimi yang masih TK pun mendapat giliran 'presentasi' sesuai tema mingguan. Program ini disebut Show and Tell. Pernah mereka dianjurkan membawa mainan ke sekolah dan bercerita di depan kelas kepada teman-temannya tentang mainannya itu. Dalam surat kepada orang tua, guru menjelaskan poin-poin apa saja yang anak bisa jadikan bahan untuk bercerita. Misalnya untuk mainan, ceritakan mainan ini bisa apa saja, kamu dapatkan dari mana, bagaimana cara kamu memakainya, dll.

Salah satu hal yang paling jelas terlihat adalah PR, pekerjaan rumah, homework. Kimi yang masih TK, tidak punya PR tetap. PR yang diberikan bersifat opsional, boleh dibikin, boleh tidak. Jika dikerjakan pun, tidak ada tenggat waktu. PR-nya hanya satu macam, yaitu daftar kata yang ejaannya harus dikuasai oleh si anak.

Ulangan harian memang tidak ada, tetapi kalau tidak salah, mereka punya spelling test tiap Jumat. Selain itu ulangan umum baik mid semester maupun akhir tahun juga tidak ada. Adanya NAPLAN, semacam ujian nasional yang diikuti oleh anak kelas 3, 5, 7, dan 9. Ujian ini bersifat evaluasi, hasilnya nanti digunakan untuk mengukur kemampuan akademis anak-anak per sekolah, dan nilainya adalah untuk sekolah. ;)

Tiap akhir semester, orang tua akan mendapatkan report card dari guru. Menarik melihat bagaimana guru menuliskan laporan hasil pengamatan dan interaksi mereka dengan anak kita. Membuat report seperti ini sudah pasti lebih repot ketimbang hanya menuliskan skor yang didapat dari rata-rata nilai yang dikumpulkan si anak selama satu semester itu. Panjang banget kan komentarnya? Punya Kimi lebih panjang lagi, karena guru harus memberikan komentar tentang si anak secara keseluruhan. Dengan minimal 20 murid dalam satu kelas, menurut saya lengkap sekali laporan tertulis yang diberikan oleh guru ini. Orang tua dapat memiliki gambaran yang lebih baik dan terperinci tentang perkembangan anak mereka di sekolah.



Selain pelajaran-pelajaran biasa, anak yang tidak lahir di Australia dan bahasa pertamanya bukan bahasa Inggris, akan mendapatkan pelajaran ESL/EAD. Pelajaran ini bisa berlangsung karena ada dana khusus dari pemerintah. Tidak hanya ESL, sekolah negeri juga biasanya mendapat dana dari pemerintah untuk penyelenggaraan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus. Di sekolah Chloe/Kimi, ada satu kelas special needs yang isinya adalah anak-anak kelas 1-6.

ESL report - Chloe
ESL - Kimi
Report ESL diberikan dalam skala ESL 1-6 menunjukkan kemampuan berbahasa Inggris anak kita. ESL 1 untuk anak yang baru mulai belajar bahasa Inggris dan anak kelas TK-2 (atau disebut infant students) biasanya skala tertingginya tidak melampaui ESL 3.

Report Kimi di sini: 

Asyik ya bacanya? ;)

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images