Kesempatan Kedua

12:11 PM


Di posting sebelum ini, saya bercerita tentang wawancara kerja saya yang terakhir. Apa kabarnya setelah beberapa waktu berlalu, ya?

Wawancara kerja itu adalah dengan sebuah institusi kesehatan yang beroperasi di bawah sebuah rumah sakit pemerintah di wilayah barat Sydney. Yang mereka cari sebenarnya adalah pengganti sementara untuk staf mereka yang akan cuti melahirkan bulan Agustus. Jadi lowongan ini bersifat temporer.

Wawancara itu cukup spesial karena terjadi di hari ulang tahun saya. Dari pagi hari itu, saya sudah sibuk mempersiapkan diri. Ketika wawancara selesai, saya berjalan keluar dari rumah sakit sambil berpikir, alangkah salahnya beberapa jawaban saya tadi. Dalam perjalanan satu setengah jam dalam bus menuju rumah, saya berbisik pada Tuhan, "Saya tidak yakin diterima, Tuhan. Tadi jawaban saya lumayan ngalor ngidul dan tidak menjawab pertanyaan. Jika saya diterima, saya percaya ini hadiah ulang tahun dari-Mu."

Sudah hampir dua minggu berlalu, sempat sibuk dengan sebuah konferensi tingkat internasional yang boessaaar sekali, saya untuk sementara tidak memikirkan soal mencari kerja.

Hingga kemarin, ponsel saya berbunyi. Dari Deepak. Deepak itu yang menjadi key person dalam perekrutan ini.

"Devi, saya sudah mencoba menghubungi kamu semingguan ini."
*guilty. Hp memang kadang saya matikan untuk menghemat batere selama konferensi

"Begini, kami para anggota panel sudah diskusi."
*waduh, sepertinya bukan kabar baik

"Beberapa jawaban yang kamu berikan kurang meyakinkan. Bagaimana pendapatmu?"
"Iya, sih, saya tahu. Beberapa pertanyaan memang tidak seperti yang saya prediksikan."
"Jadi, kami terpaksa harus menolak aplikasimu."
*oh, well... satu lagi penolakan tidak akan membuatmu mati, Dev

"Tapi, ingin saya beritahukan kepada kamu, kami sudah membatalkan semua wawancara dengan kandidat yang lain. Saya akan posting ulang lowongan pekerjaan itu. Apakah kamu mau mencoba lagi? Kami suka denganmu, kamu punya kepribadian yang menyenangkan."
*Eh, gimana?
"Nanti juga akan ada lowongan yang lain, coba kamu lihat juga, ya, siapa tahu cocok dengan kamu."
*Eh?
"Baik, Deepak. Tentu saya akan mencoba lagi. Saya juga akan lihat lowongan yang satunya lagi. Terima kasih."

Demikian percakapan sore itu. Saya agak takjub. Saya diberikan kesempatan kedua tanpa saya meminta. Ajaib juga, ya. Apakah Dia ikut andil? Sepertinya begitu, ya.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images